Ada suatu makhluk halus yang di percaya dan di anggap mengganggu bagi warga Jawa ialah Lelembut. Hantu ini sangat tidak di sukai warga sekitar dan kehadirannya bahkan membawa ancaman malkuk ini sering menggangu, merusak, membuat sakit dan mematikan manusia. Lelembut seringkali merasuki orang sehingga membuatnya sakit, gila, bahkan meninggal.
Lelembut mengganggu manusia karena memiliki tujuan dan lewat badan seseorang yang di rasuki inilah Lelembut dapat menyampaikan kemauannya. Kerasukan Lelembut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. kesurupan, kampir-kampiran, kampel-kampelan, setanan, kejiman (keinan) dan kemongmong. Dan cara untuk melepaskan Lelembut dari tubuh seseorang yang sedang kerasukan adalah dengan memanaskan kaki pada api unggun.
Jenis Jenis Lelembut
Awas, Ada banyak Makhluk Halus yang Mengerikan di Pulau Jawa
Secara garis besar ada 2 macam makhluk halus yaitu,
I. Makhluk halus dari golongan manusia yang telah meninggal, atau yang biasa disebut roh leluhur. Roh Leluhur adalah roh semua orang yang sudah meninggal dunia. Setelah manusia meninggal dunia, jiwanya akan melayang-Iayang di atas rumahnya selama 40 hari. Setelah masa 40 hari itu lewat jiwanya akan mendiami suatu tempat, tergantung pada kepercayaan yang dianut orang tersebut. Umumnya orang meyakini bahwa roh leluhur bersifat baik dan akan menjaga anak cucunya yang masih hidup di dunia
II. Makhluk halus asli yang ditakdirkan sebagai makhluk halus
Sama seperti manusia, makhluk-makhluk itu ada yang bersifat baik dan ada yang jahat. Ada pula yang pandai dan yang bodoh. Makhluk-makhluk halus asli yang mendiami masing-masing alam itu pun mengenal pangkat dan derajat tinggi, seperti: raja, ratu,senopati, panglima dan lain-lain serta yang berpangkat rendah, seperti: prajurit, pegawai, pekerj, dan lain sebagainya.
Beberapa jenis makhluk halus yang tinggal di alam mereka masing-masing antara lain:
1. Dhanyang
Makhluk halus yang disebut Dhanyang adalah makhluk halus golongan tertinggi dan biasanya mendiami tempat-tempat tertentu seperti gunung, sumber mata air, sungai, desa atau bukit. Makhluk halus yang satu ini bersifat baik dan suka menolong manusia, bahkan Dhanyang seringkali dianggap sebagai roh pelindung.
2. Dhemit
Dhemit atau Dedemit adalah makhluk halus berupa roh sakti penghuni tempat-tempat keramat yang biasa disebut punden, seperti gedung tua, pohon besar, makam tua,sungai, batu besar dan lain sebagainya. Dhemit sering dimintai pertolongan oleh manusia yang ingin meminta kekayaan, kesehatan, kesembuhan, keturunan, keselamatan atau daya pengasihan. Biasanya permintaan ini disertai dengan selamatan sederhana berupa nasi tumpeng, ayam, kue dan bunga-bunga.
3. Tuyul
Tuyul adalah makhluk halus berwujud anak kecil yang telanjang bulat dan berkuncung di kepalanya. Kelakuan mereka secara umum seperti anak kecil yang bandel. Untuk mencari tuyul dapat dilakukan dengan bersemedi atau bertapa di tempat-tempat angker. Memelihara Tuyul tidak terlalu sulit, cukup dengan menyediakan tempat tidur dan memberi makanan pada saat petang.
4. Lelembut
Lelembut adalah makhluk halus yang sering menggangu, merusak, membuat sakit dan menyebabkan kematian manusia. Mereka merasuki orang sehingga membuatnya sakit, gila dan bahkan meninggal dunia. Lewat badan seseorang yang dirasuki, lelembut dapat menyampaikan kemauannya. Kerasukan lelembut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti kesurupan, kampir-kampiran, kampel-kampelan, setanan, kejiman dan kemomong. Salah satu cara melepaskan lelembut yang merasuki manusia adalah dengan memanaskan kaki pada api unggun.
5. Memedi
Seperti namanya yang berarti ‘menjadikan takut’, Memedi merupakan salah satu jenis makhluk halus yang seringkali menampakkan wujudnya dan suka dengan sengaja menakut-nakuti manusia.
6. Wedhon
Wedhon dapat dikatakan sebagai bentuk lain dari pocong, tetapi ciri khasnya adalah berbentuk kain kafan yang terbentang atau membumbung ke udara. Wujudnya semakin lama makin membesar dan sering mengejar orang yang ditemuinya. Selain di kuburan, Wedhon suka muncul di kebun pisang atau rerumpunan bambu. Kalau sudah membentuk pocong, Wedhon bisa meludahi orang yang ditemuinya. Konon, cairan yang dikeluarkannya bisa membusukkan kulit.
7. Banaspati
Banaspati memiliki wujud seperti singa berkepala manusia, namun dengan posisi kedua kaki yang menggantung ke atas. Seluruh bagian tubuh Banaspati mengeluarkan api. Makhluk ini tergolong jenis makhluk halus yang paling ditakuti oleh orang Jawa karena keganasannya, mereka suka mencelakai orang sampai meninggal. Setan jenis ini sering tinggal di pohon-pohon tinggi sekitar daerah pekuburan. Kalau bertemu Banaspati, orang harus menahan nafas atau menceburkan diri ke dalam sungai bila memungkinkan. Ini merupakan jalan terbaik untuk menyelamatkan diri dari Banaspati.
8. Lampor
Lampor adalah jenis makhluk halus yang selalu muncul dalam jumlah banyak dan bersuara gaduh. Wujudnya terkadang berupa bola api yang berterbangan, kadang berupa prajurit-prajurit Jawa jaman dulu. Lampor merupakan salah satu jenis setan ganas yang kemunculannya pasti membawa maut. Lampor muncul pada peristiwa yang oleh masyarakat Jawa disebut pageblug, yaitu istilah untuk suatu peristiwa maut yang terjadi beruntun di suatu wilayah. Untuk mengakhiri teror Lampor, maka apabila ada korban meninggal di hari itu maka harus segera dikubur sungsang dalam satu liang lahat yang sama. Setelah itu, teror Lampor akan segera berakhir.
9. Kemamang
Kemamang adalah makhluk halus bersayap dengan kepala berapi. Kemamang juga sering dikaitkan dengan Lampor, kemunculannya sama-sama selalu membawa maut. Di daerah Gunung Kidul, Kemamang disebut juga dengan Pulung Gantung. Setiap orang yang bertemu dengan makhluk halus jenis ini pasti akan mengalami guncangan jiwa dan berakhir dengan bunuh diri (gantung diri).
10. Genderuwo
Genderuwo adalah makhluk halus raksasa berbulu dan berwatak beringas. Genderuwo suka mendiami bangunan-bangunan kosong, pohon-pohon besar dan atap-atap rumah joglo. Kemunculannya ditandai dengan bau bakaran ketela bakar. Watak Genderuwo suka mengganggu dan menakut-nakuti orang, tetapi tidak sampai menyebabkan kematian. Mereka juga suka membuat ulah dengan mengganggu para wanita. Bagi orang-orang tertentu dengan ilmu yang mumpuni bisa bersahabat dengan Genderuwo. Ketika saling mengenal, Genderuwo bisa menjadi pembantu yang setia bagi manusia.
11. Wewe
Wewe adalah makhluk halus berwujud wanita tua berambut panjang, berpayudara panjang menggantung sampai paha dan berwajah menyeramkan. Wewe suka menyesatkan anak kecil yang pulang melewati waktu maghrib. Anak-anak tersebut biasanya ditaruh di atas pohon tinggi. Dari Wewe, sebagian orang sering memburu kainnya yang disebut popok wewe. Konon kain itu diyakini memiliki kesaktian untuk menghilang. Wewe termasuk jenis setan yang usil seperti Genderuwo, tetapi menjadi ganas kalau diganggu atau direbut popoknya. Wewe dikenal suka tinggal di pohon-pohon tinggi.
12. Menthek
Menthek adalah golongan setan berwujud bayi yang suka menghisap isi padi sehingga menyebabkan gagal panen. Secara umum diyakini bahwa Menthek merupakan ilmu hitam kuno yang dipakai oleh seseorang untuk memperkaya diri dengan menghisap padi orang lain pada masa menjelang panen. Menthek juga bisa berwujud ayam yang muncul pada malam hari di tengah sawah.
13. Bayi Trek
Bayi Trek adalah makhluk halus yang diyakini merupakan arwah bayi yang mengalami keguguran dari rahim ibunya. Kemunculannya selalu ditandai dengan suara berisik seperti kayu pecah. Ketika menampakkan diri, Bayi Trek muncul dalam wujud belalang besar berkepala bayi. Tetapi hantu yang hanya sering terdengar suara berisiknya itu jarang menampakkan wujud, mereka hanya menakut-nakuti namun tidak mencelakai. Cara menangkal hantu ini adalah dengan melempari serbuk garam ke tubuhnya.
14. Lelepah
Lelepah adalah syetan berwujud raksasa, tetapi ukurannya tidak begitu besar. Konon Lelepah suka memakan daging yang belum matang. Apabila sampai bertemu manusia, mereka bisa memakan manusia tersebut. Makhluk halus ini sekarang tinggal cerita, tidak lagi populer keberadaannya.
15. Gundhul Pringis
Gundhul Pringis adalah setan berwujud kepala tanpa tubuh, mereka suka mengejar orang dengan cara menggelinding. Terkadang pada malam hari yang gelap, makhluk ini menyamar sebagai kelapa jatuh dan sengaja menggelinding ketika orang lewat. Orang yang berniat membawa pulang kelapa itu akan dibuat kaget karena setelah dipegang, kelapa tadi berubah menjadi kepala setan. Kalau muncul menjelang maghrib, makhluk ini biasanya menyamar sebagai ayam yang minta dikandangkan. Begitu dipegang untuk dimasukkan kandang, maka ayam itu akan berubah menjadi kepala setan.
16. Anja-anja
Anja-anja adalah makhluk halus yang tidak diketahui wujudnya secara pasti. Mereka dimitoskan sebagai penghisap darah pengantin. Korbannya mati dengan tubuh membiru sesudah semalaman menikmati manisnya madu asmara. Sebagian masyarakat Jawa menyebut kematian pengantin itu dihisap Anja-anja.
17. Peri
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, peri adalah setan perempuan berkaki kuda. Apabila berpapasan akan tercium bau wangi, tetapi setelah lewat akan meninggalkan bau busuk. Peri sering mencegat orang, terutama laki-laki, di perempatan atau jembatan pada saat malam hari. Peri biasanya minta diantar ke suatu tempat, ujung-ujungnya tempat yang dimaksud adalah daerah-daerah gelap seperti kebun, danau, sungai atau kuburan. Orang yang bertemu peri biasanya tidak akan bertahan hidup lama. Setelah bertemu dengannya, orang itu akan sakit keras dan meninggal dunia.
18. Jerangkong
Jerangkong adalah setan berwujud kerangka manusia. Mereka jarang muncul, tetapi apabila muncul Jerangkong akan membawa kejadian yang tidak baik. Jerangkong merupakan salah satu jenis makhluk halus yang suka mencelakai orang. Konon, orang yang sampai disentuh jerangkong pasti akan menemui ajalnya dengan bekas gosong pada bagian yang disentuh. Jerangkong biasanya muncul dari tempat yang gelap dengan suara berderit-derit dan akan mengejar orang yang ditemuinya.
19. Biyung Tulung
Biyung Tulung adalah setan yang wujudnya hanya berupa suara. Biyung Tulung biasanya muncul di tempat-tempat yang sering terjadi kecelakaan. Ketika muncul, makhluk halus jenis ini akan berteriak-teriak minta tolong sehingga orang dibuat ketakutan. Biyung Tulung tidak memiliki wujud.
20. Buta Ijo
Buta Ijo adalah setan dari golongan raksasa yang sangat ganas. Buta Ijo biasanya dipelihara untuk pesugihan yang memakan tumbal nyawa. Cara mendapatkan tumbal, pemelihara Buta Ijo memberi makanan yang telah dimantrai itu kepada orang lain. Bagi orang yang menyantap makanan itu akan mati sebagai tumbal. Orang yang memelihara pesugihan Buta Ijo memiliki ciri-ciri sifatnya pelit, menutup diri dari masyarakat, tidak punya wajah ramah dan salah satu anggota keluarganya mengalami sakit keras, namun tak kunjung meninggal dunia.
9 Makhluk Halus Sumber Pesugihan
Manusia sering meminta pertolongan makhluk halus di tempat-tempat tertentu untuk berbagai keperluan. Semisal untuk meminta keselamatan, kenaikan pangkat, penglarisan, jodoh dan terutama kekayaan atau pesugihan. Sesungguhnya makhluk halus yang baik sering memberi pertolongan kepada manusia tanpa imbalan apapun. Akan tetapi, terdapat makhluk halus bersifat jahat yang tampak memberikan pertolongan kepada manusia namun meminta tumbal nyawa.
Selain beberapa makhluk halus dari seluruh jenis makhluk halus yang dapat membantu manusia di dalam mewujudkan impian kekayaannya, seperti tuyul, Buta Ijo dan Menthek, masih terdapat sembilan jenis makhluk halus lainnya yang konon suka menolong manusia dalam mendapatkan pesugihan. Makhluk-makhluk halus tersebut antara lain:
1) Berwujud seekor kuda yang kepalanya menoleh ke belakang (Jaran Penoreh).
2) Berwujud seekor anjing gila yang suka menggigit (Srengala Nyarap).
3) Berwujud seekor bulus dengan ukuran besar (Bulus Jimbung).
4) Berwujud kandang yang bangunannya telah rusak (Kandhang Bubrah).
5) Berwujud ingus yang terus menetes (Umbel Molor).
6) Berwujud ikan yang daya penglihatannya tidak jelas (Kutuk Lamur).
7) Berwujud gemak yang berkicau (Gemak Melung).
8) Berwujud kelelawar (Codot Ngising)
9) Buaya yang seluruh tubuhnya berwarna putih (Bajul Putih).
Sembilan makhluk halus tersebut, rata-rata bersifat mengganggu, membuat sakit dan bahkan bisa membuat orang meninggal. Kehadiran makhluk halus golongan ini biasanya ditandai dengan munculnya bau badheg, amis dan langu. Atau bau rebusan kentang yang bercampur bawang merah busuk, atau bisa juga bau wangi yang merangsang hidung.
Kedatangan makhluk halus kadangkala pula ditandai dengan bertiupnya udara dingin yang membuat bulu kuduk berdiri, terkadang ditandai juga dengan udara berkabut. Gejala alam yang muncul sebagai pertanda kehadiran makhluk halus antara lain angin kencang, petir, cahaya, bayangan, lesatan api dan lain sebagainya. Seringkali, makhluk halus hanya terdengar suaranya tanpa menampakkan wujud.
Kisah Menikah Dengan Lelembut
Dari pernikahan dengan puteri jin Gunung Semeru itu, ia dikaruniai beberapa orang anak. Meski kini mereka hidup di alam terpisah, namun anak-anak itu kerap masih mengunjunginya....
Peristiwa pernikahan antara manusia dan jin masih menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Kontroversi tentang hal itu bukan hanya terjadi pada masyarakat umum, para ulama pun saling beda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa pernikahan mahluk dari dua alam berbeda ini tidak mungkin terjadi, tetapi pendapat lain mengatakan hal itu bisa terjadi jika Allah menghendaki. Sebab, "Tidak ada yang mustahil bagi Allah jika Dia telah menghendaki". Begitu dalil yang dikemukakan oleh mereka yang mempercayai fenomena yang cukup asyik diperdebatkan ini.
Peristiwa yang dituturkan dalam tulisan ini adalah sebuah kisah nyata, yang dialami seorang pemuda bernama Achmad Rais Abdillah, pada tahun 1976. Pemuda itu sekarang telah menjadi seorang Kyai sekaligus mengasuh pondok pesantren Tahfidz Al-Quran Mathlaul Huda di Pekon Ambarawa, Pringsewu, Tanggamus.
Bagaimana peristiwa itu terjadi? Berikut kisah mistisnya....
Diceritakan, pada suatu hari di tahun 1976, matahari masih miring 45 derajat di arah Timur, Rais Abdillah masih santai di rumahnya ketika seorang temannya bernama Hatib datang menjemputnya. Hatib mengajaknya memancing ikan di sungai Brego. Sungai ini berada di Alas Purwo, di kaki Gunung Raung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Tempat mancing itu berjarak sekitar 30 km dari rumah orang tua Rais Abdillah, yakni di Desa Kemuning Sari Kidul, Kec. Jenggawah, Kab. Jember, Jawa Timur. Sejak lama kawasan Alas Purwo dipercaya sangat angker, sehingga jarang sekali orang yang berani masuk ke dalamnya.
Hari itu, Rais Abdillah dan Hatib berangkat ke sungai Brego mengendarai sepeda motor. Sesampai di tempat tujuan keduanya memarkir sepeda motor di tepi sungai, lalu keduanya pun memancing ikan.
Karena asyik mancing, tak terasa waktu bergulir hingga tiba saatnya shalat Dzuhur. Hatib masih saja memancing ketika terdengar suara adzan. Sementara itu, Rais Abdillah buru-buru berwudlu untuk segera shalat. Saat mengambil air wudlu inilah tiba-tiba ia mendengar suara perempuan yang menyapanya, "Permisi, Mas! Aku tersesat, apa boleh aku bertanya?"
Mendengar sapaan itu, Rais spontan menoleh ke arah asal suara. Dilihatnya ada seorang wanita cantik duduk di punggung kuda putih. Pakaian wanita itu berupa baju sutera hijau, yang menutup seluruh tubuhnya dari leher hingga mata kaki. Aneh, dari mana datangnya wanita itu? Pikir Rais.
Sesaat mata Rais Abdillah beradu pandang dengan wanita itu. Dengan terheran-heran Rais melangkah mendekati si gadis. Karena merasa aneh ada wanita cantik di tengah Alas Purwo, Rais pun memberanikan diri bertanya, "Adik ini siapa? Kok berani main di hutan sendirian?"
Yang ditanya tersenyum menawan. "Saya tersesat, Mas. Teman-teman sudah pulang semua, saya ditinggal sendirian. Dan, saya tidak tahu jalan pulang. Mas bisa mengantar saya, kan?" kata gadis itu, penuh harap.
Aneh, seperti dihipnotis Rais Abdillah mengiyakan permintaan gadis itu. "Tapi, adik pulangnya kemana?" tanyanya.
"Ke Gunung Semeru, Mas!" jawabnya singkat.
Rais semestinya bingung mendengar jawaban itu. Namun, karena ada kekuatan gaib yang mempengaruhinya, maka dengan entengnya ia menjawab, "Baiklah kalau begitu, saya naik motor dan kamu naik kuda," demikian kata Rais.
"Kita naik kuda saja. Motornya ditinggal di sini," kata gadis misterius itu dengan suara manja.
Rais termenung sesaat. "Ya sudah, saya duduk di depan, kamu di belakang," kata Rais mengalah.
"Masak begitu? Mas yang di belakang, saya di depan," rajuk si gadis dengan suara manja.
Sekali lagi Rais mengalah. Mereka lalu naik ke punggung kuda meninggalkan Alas Purwo menuju Gunung Semeru. Jarak Alas Purwo dengan Gunung Semeru sekitar 200 Km. Sungguh, sebuah jarak yang lumayan jauh.
Anehnya, lari kuda yang mereka tunggangi itu makin lama makin kencang dan perlahan-lahan bahkan mengangkasa. Rais Abdillah dapat menyaksikan dengan jelas pohon-pohon di Alas Purwo yang berada di bawah mereka. Tapi, saat itu mulutnya seakan-akan terkunci untuk bertanya. Bahkan, dia merasa hal itu wajar saja.
Aroma Cinta
Dalam perjalanan itulah, Rais merasakan aroma wangi dari tubuh wanita itu. Ia lalu menyorongkan wajahnya ke muka untuk melihat wajah si gadis yang duduk di depannya. Rais terperangah. Gadis itu ternyata sangat cantik dan berkulit halus mulus. Sebagai pemuda baru kali ini Rais melihat gadis yang kecantikannya luar biasa. Lalu muncul hasratnya untuk memperisteri si gadis.
"Namamu siapa, Dik?" tanya Rais tanpa basa-basi. Sejak pertemuan di pinggir Sungai Brego tadi keduanya belum mengetahui nama masing-masing.
"Maimunah, Mas!" jawabnya. Suara gadis itu terdengar merdu sekali.
"Kamu mau jadi isteri saya?" Rais kembali bertanya. Ia sendiri tidak mengerti mengapa bisa nekad begini.
"Saya mau, asal Abah saya mengizinkan," katanya memberi angin, seraya minta Rais Abdillah menyampaikan hal itu kepada ayahnya sesampai mereka di rumah nanti. Maimunah kemudian menuturkan bahwa dirinya punya limabelas saudara perempuan yang semuanya sangat mirip dengannya.
"Jika Abah mengizinkan Mas menikahi saya, maka Abah akan meminta Mas menunjuk diri saya dengan tepat diantara enambelas gadis (termasuk dirinya) yang semuanya serupa," papar Maimunah. "Kalau Mas bisa menebak dengan tepat, maka saya jamin kita pasti akan dinikahkan," tambahnya.
"Lalu bagaimana saya bisa membedakan Adik dengan saudara-saudaramu?" tanya Rais Abdillah.
"Nanti akan ada tanda. Saat Mas disuruh menebak, akan ada seekor samberlilen (sejenis serangga yang biasa digunakan untuk bahan pembuatan Susuk Kecantikan-Red) hinggap di salah satu bahu kami. Nah, itulah saya," katanya.
Singkat cerita, tibalah mereka di kampung halaman Maimunah, yakni sebuah perkampungan bangsa jin di puncak Gunung Semeru. Kehidupan di sana hampir sama dengan kehidupan manusia. Di sana ada pasar, masjid, kios-kios pedagang, dan orang-orang yang hilir mudik.
Sesampai di rumah, mereka disambut ayah Maimunah. Sang ayah mengaku bernama Haji Abdullah. Rais pun diperkenalkan dengan limabelas saudara perempuan Maimunah. Rais terperangah, karena semuanya sangat mirip dengan Maimunah, gadis yang baru saja bersamanya tadi. Saat itu Rais tidak dapat membedakan mana Maimunah dan mana yang bukan.
Setelah istirahat beberapa saat, Haji Abdullah bertanya padanya tentang minatnya mempersunting Maimunah.
"Iya, saya ingin memperistri Maimunah, puteri Bapak," kata Rais.
"Saya tidak keberatan, asal Ananda bisa menebak dengan tepat yang mana Maimunah di antara limabelas saudara-saudaranya itu," kata Haji Abdullah memberi syarat.
"Baiklah, saya siap," timpal Rais Abdillah.
Maka acara menebak pun dimulai. Haji Abdullah memanggil keenambelas puterinya agar berkumpul. Setelah mereka berkumpul Rais dipersilakan menebak. Rais pun mulai berputar-putar di sekitar keenambelas puteri jin itu. Dia kebingungan menebak, karena tanda-tanda yang disebutkan Maimunah belum tampak.
Namun, tak lama kemudian seekor samberlilen masuk ke ruangan itu, berputar-putar sejenak, lalu hinggap di bahu salah seorang gadis puteri Haji Abdullah. Tanpa menunggu lama-lama Rais langsung menunjuk gadis itu sebagai Maimunah.
"Yang itu!" seru Rais Abdillah, yang langsung disambut dengan pelukan oleh Haji Abdullah.
"Tepat, ternyata Ananda punya pandangan makrifat. Belajar dimana ilmu makrifat itu?" kata Haji Abdullah. Setelah itu tuan rumah pun langsung menggelar acara pernikahan puterinya dengan Rais Abdillah. Acara berlangsung dengan tatacara Islam, namun sangat sederhana.
Pulang ke Kampung
Setelah resmi menjadi menantu Haji Abdullah, Rais diminta mertuanya untuk membantu berdagang. Tugasnya adalah menjaga kios milik mertuanya, yakni sebuah kios yang menyediakan semua kebutuhan dapur. Mulai dari beras, kunyit, jahe, merica dan segala bumbu dapur komplit tersedia.
Perkawinannya dengan puteri jin ini membuahkan tiga orang puteri, yang masing-masing diberi nama Hunainah, Dalilah, dan Fatihah.
Waktu terus berjalan. Tak terasa telah sepuluh tahun berlalu, Rais tiba-tiba rindu pada ibunya di kampung. Dia lalu mengutarakan hal itu pada mertuanya. Sang mertua maklum, dia memberi izin Rais pulang sekalian membawa anak dan isterinya.
Tapi sayang, isterinya tidak bersedia ikut Rais ke kampungnya. Alasannya, dia tidak bisa pisah dengan orang tuanya. Rais diminta memilih, tetap tinggal bersamanya atau ingin pulang tapi mereka harus bercerai.
Karena merasa sudah sangat lama tidak bertemu ibunya, Rais pun memilih berpisah dengan isterinya. Terpaksa ia harus pulang sendiri ke kampung halamannya. Namun, perceraian itu tidak membuat mereka bertengkar. Mereka bercerai secara baik-baik. Bahkan, ketika hendak berangkat Rais dibekali oleh mertuanya sekeranjang kunyit. Ia pun dipinjami kuda putih yang pernah ia tunggangi bersama isterinya, Maemunah. Rais Abdillah kemudian dilepas oleh isteri dan anak-anaknya beserta mertua dan adik-adik ipar yang limabelas orang itu. Suasana haru mengantar kepergian Rais Abdillah.
Sebagaimana ketika berangkatnya dulu, ketika pulang inipun kuda yang dia tunggangi tidak menjejak tanah. Kuda jin ini meluncur di angkasa kira-kira dua kali tinggi pohon kelapa. Dalam perjalanan itu pula ia dapat menyaksikan aktivitas penduduk yang dilewatinya. Ia melihat dengan jelas beberapa tetangganya yang tengah ngobrol di pasar, di jalan, bahkan ada yang sedang mengayuh becak. Ketika berjumpa dengan para tetangganya itu, ia ceritakan apa yang dilihatnya tadi, para tetangganya membenarkan.
Yang membuat heran para tetangganya, tempat mereka beraktivitas antara satu dengan yang lainnya berjauhan, terpisah sampai puluhan kilometer. Dan mereka tahunya Rais Abdillah berada di Alas Purwo. "Kok kamu tahu? Padahal saat itu kamu di Alas Purwo?" tanya seorang tetangganya terheran-heran. Rais hanya tersenyum saja.
Mengenai kunyit pemberian mertuanya tadi, oleh Rais dibuangnya satu persatu di sepanjang perjalanan. Ketika mendekati kampungnya kunyit itu hanya tersisa satu. Yang terakhir ini tidak dibuangnya, karena bentuknya unik, yakni menyerupai sebuah gelang. Karena bentuknya itulah, maka Rais pun memakainya sebagai gelang ditangan kiri.
Kuda yang ditungganginya kemudian turun, lalu menepi di Sungai Brego, Alas Purwo, tempat dimana pertama kali Rais bertemu Maimunah. Setelah itu kuda dari Gunung Semeru itu lenyap. Rais lalu pulang ke rumahnya.
Setiba di rumah Rais langsung menjumpai Ibunya. Sang Ibu menyambutnya dengan peluk cium penuh haru. Namun, Rais tidak menceritakan pengalamannya. Namun yang pasti, ketika tiba di hadapan ibunya Rais baru menyadari bahwa kunyit yang tadi dipakainya di tangan ternyata adalah emas. Ia lalu membawa emas itu ke toko emas untuk diperiksa. Hasilnya sangat mengejutkan, emas itu kadarnya 24 karat dengan berat hampir satu kilogram.
Sampai sekarang, anak-anak saya yang dari bangsa jin itu sering mengunjungi saya. Bahkan ada yang sudah menikah," cerita Rais yang kini sudah berusia di atas kepala lima dan menjadi pimpinan sebuah pondok pesantren. Ia menyebut pengalaman ini merupakan sebuah keajaiban Allah SWT yang diberikan kepada dirinya sebagai sebuah karunia yang sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar